2008-12-08

Program YEEI: Mencoba Memulai Regenerasi


Program YEEI (Youth Employment and Entrepreneurship Iniatiative) berakhir sudah. Kerja sama program antara USAID melalui program IYF (International Youth Foundation) yang di Indonesia dilakukan oleh IBL (Indonesia Business Links) melalui YEEI program dengan Yayasan KEHATI, Jakarta dan Accor Group ini berlangsung selama satu tahun. Program difokuskan pada upaya melakukan regenerasi pengelola ekowisata di empat desa, yaitu Dukuh Sibetan dan Tenganan Pegringsingan di Karangasem, Kiadan Pelaga di Badung, dan Nusa Ceningan di Klungkung.

Kegiatan ekowisata sebagai kemasan program pengelolaan sumberdaya komunitas sudah dilakukan sejak tahun 2000 di empat wilayah (Dukuh Sibetan, Tenganan Pegringsingan, Kiadan Pelaga, Nusa Ceningan). Keempat wilayah tersebut bersama Yayasan Wisnu pada akhirnya sepakat untuk membentuk satu jaringan kerja sama yang dinamakan Jaringan Ekowisata Desa (JED). Pembentukan jaringan ini dimaksud untuk memperkuat kerja sama antar desa untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dan mengelola lingkungan masing-masing wilayah melalui kesepakatan masyarakatnya.

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan, terutama untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan kapasitas anak muda dalam hal teknis pengelolaan ekowisata. Program diawali dengan persiapan dan pembuatan desain program antara Wisnu dengan KEHATI-IBL, Wisnu dengan tim Accor di Bali, serta Wisnu dengan masyarakat empat desa. Maka kegiatan yang disepakati untuk dilakukan adalah:

1. Training pemahaman prinsip ekowisata, difasilitasi Bapak Wayan Dirgayusa dan Bapak Made Suarnatha. Melalui kegiatan ini terbentuk pemahaman yang sama antar peserta pelatihan tentang konsep ekowisata serta perbedaannya dengan pariwisata massal, muncul kesepakatan di antara anak muda untuk terlibat dalam kegiatan ekowisata di desanya masing-masing. Kegiatan ini dilanjutkan dengan melakukan pertemuan informal untuk lebih memahami ekowisata dan JED.


2. Pelatihan pemandu lokal, difasilitasi oleh Bapak Putu Alit dan Bapak Made Suarnatha. Hasilnya, ada pemahaman yang sama tentang alur dan etika memandu wisatawan, kesepakatan di antara anak muda untuk melakukan identifikasi potensi desa sebagai satu cara memahami wilayahnya sebagai syarat menjadi pemandu lokal, serta sepakat untuk berlatih memandu dengan pemandu senior ketika ada wisatawan yang berkunjung ke desa.


3. Pelatihan pengolahan dan penyajian makanan dan minuman, difasilitasi tim Accor (Accor Hospitality). Kegiatan ini baru dilakukan di dua desa, yaitu Dukuh Sibetan dan Kiadan Pelaga. Hal terpenting adalah peserta mendapat pengetahuan dasar tentang kebersihan dan higienitas makanan, selain mendapat ketrampilan mengolah makanan dan minuman berdasarkan potensi lokal, juga pengetahuan cara menyajikan makanan dan minuman lokal yang menarik.


4. Pelatihan manajemen akomodasi, sama seperti makanan dan minuman pelatihan ini difasilitasi tim Accor dan baru dilakukan di dua desa. Di sini peserta mendapat pengetahuan etika dasar menghadapi dan melayani tamu, tahu cara menata akomodasi dan perlengkapannya, serta bisa memanfaatkan potensi lokal untuk menunjang akomodasi.


5. Pelatihan manajemen keuangan, difasilitasi Bapak Made Nurbawa selaku Konsultan Keuangan Mitra Bank Indonesia. Ditujukan untuk memberikan pengetahuan memanfaatkan potensi lokal untuk kegiatan bisnis. Peserta juga melakukan praktek pengelolaan keuangan, berlatih membuat rencana usaha skala kecil, serta sepakat untuk praktek langsung mengelola keuangan di masing-masing koperasi.

6. Aktivitas bisnis masyarakat: seminar pencerahan "manajemen hati dalam berusaha" bersama Bapak Gede Prama, magang pengolahan dan penyajian makanan dan minuman di Loloan Restaurant, peluncuran tiga buku JED bersama Bapak Gede Ardika, dan pertemuan rencana pengembangan lanjutan bisnis JED. Nantinya bisnis JED tidak hanya untuk ekowisata, melainkan juga distribusi hasil bumi dan lembaga keuangan nonbank.

7. Pengembangan produk dan jasa, dilakukan di masing-masing wilayah: pemanfaatan potensi lokal untuk menunjang ekowisata pulau di Nusa Ceningan, penganekaragaman potensi untuk mengurangi ketergantungan di Dukuh Sibetan, optimalisasi sumberdaya menuju kemandirian desa jaringan di Tenganan Pegringsingan, dan pengembangan potensi hasil bumi untuk ekowisata desa di Kiadan Pelaga

Beberapa komentar dari peserta tentang kegiatan yang dilakukan:
  • Materi sangat bagus, luas, bervariasi, tetapi kadang pusing dan tidak paham karena terlalu cepat, sehingga diperlukan praktek dan pertemuan lanjutan
  • Fasilitator menyenangkan dengan metode 'mengajar' yang berbeda dengan cara di sekolah, peserta bebas bertanya walaupun ada juga yang belum dimengerti, sehingga harus lebih sering mengikuti kegiatan ekowisata di desa
  • Fasilitator dan supervisi seperti keluarga, punya konsep berjaringan yang matang dan pengalaman bisnis
  • Pelatihan selalu dilakukan tepat waktu karena sudah ada koordinasi sebelumnya, di samping karena akses transport dan komunikasi sangat mudah
  • Supervisi sering berkunjung ke desa dan cepat merespon, sangat menyenangkan, ramah, akrab, bisa diajak becanda, bisa memberikan banyak informasi serta sudah berpengalaman mendampingi, namun kadang cerewet
  • Khusus untuk pelatihan keuangan masih perlu pendampingan secara rutin sesuai kebutuhan masing-masing desa
  • Senang mengikuti kegiatan karena bisa menambah pengetahuan, berbagi pengalaman, menambah kenalan baru, dan kumpul bersama teman
  • Menjadi lebih tahu kondisi desa kelahiran, apa saja yang ada di dalamnya dan bagaimana cara mengelolanya
  • Baru tahu kalau ternyata mereka juga bisa berguna di desa; sebelum ikut pelatihan mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan

Harapan peserta:
  • Menjadi ahli keuangan yang bisa mengelola potensi desa
  • Menjadi petani profesional yang bisa bercerita pada tamu
  • Bisa melanjutkan kegiatan ekowisata yang selama ini sudah dijalankan
  • Menjaga desa supaya tidak menjadi rusak seperti Bali Selatan
Kegiatan monitoring dan evaluasi tim USAID dan IBL sendiri dilakukan pada 19-21 Nopember 2008. Evaluasi program dilakukan oleh Linlin Aung, Pak Muchlis, dan Pak Delly; evaluasi keuangan oleh Pak Affandi. Pertemuan dengan Pak Yastika dari Accor dilakukan di Loloan Restaurant.

Tidak ada komentar: