2009-06-19

Tertarik untuk Mengisi Liburan Anak dengan Kegiatan Menyenangkan?

Wisnu kembali mengajak para orang tua yang tertarik mengisi liburan anak sekolah dengan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Kali ini ada 4 kegiatan yang ditawarkan: belajar membuat kertas daur ulang, berkenalan dengan burung, bertanam sayur di kebun, dan menjadi koki cilik. Kegiatan kertas daun ulang dan berkebun lebih ditujukan untuk mereka yang lebih kecil, TK sampai kelas 3 SD. Sementara pengamatan burung dan koki cilik ditujukan untuk yang sudah lebih besar, kelas 4 sampai 6 SD.

Informasi lebih lengkap bisa menghubungi kami di 735321/20 atau email ke wisnu@wisnu.or.id atau datang langsung ke kantor Yayasan Wisnu di Jl. Pengubengan Kauh 94, Kerobokan, Kuta. Kegiatan ini ditujukan untuk memberi kebebasan pada anak bermain di alam, bereksperimen dan berekspresi, melatih anak untuk berani mencoba dan menceritakan perasaannya, juga memperkenalkan nilai kerjasama dan kepemimpinan kepada anak.








2009-06-01

Film, Bondres, Buku Saku untuk Memilih Pemimpi(n)

"Kegiatannya bagus sekali karena ada tiga media yang digunakan. Terutama bondres, penting untuk para orang tua yang tidak bisa membaca dan menulis. Ditambah buku saku bergambar komik, anak-anak juga suka membacanya. Jadi kegiatan seperti ini harus lebih sering diadakan" demikian menurut Pak Japa, klian dusun Kiadan, tentang kegiatan pendidikan politik yang dilakukan Yayasan Wisnu di Kiadan Pelaga.

Wisnu, untuk yang kedua kalinya melalukan pendidikan politik. Kali ini menjelang pilpres 2009, setelah proyek sebelumnya ditujukan untuk pemilihan anggota legislatif. Berbeda dengan proyek sebelumnya yang berupa dialog antara pemilih dengan calon anggota dewan, pendidikan politik kali ini dilakukan secara 'monolog' melalui tiga media visual, yaitu pemutaran film, pementasan bondres, dan pembagian buku saku.

Proyek kali ini bekerja sama dengan Elections MDP (Multi Donor Program), Jakarta sejak Maret 2009 dan rencananya akan berakhir Juni 2009. Selama bulan Maret dan April kegiatan difokuskan pada kegiatan diskusi dengan aliansi lembaga terkait, yaitu Komunitas Seni Batu Boreh untuk bondres, Wisnu Audiovisual untuk film, dan Bogbog Bali Magazine untuk buku saku untuk menyamakan persepsi tentang pendidikan politik dan pesan yang akan disampaikan. Selain itu diskusi juga dilakukan dengan tujuh masyarakat desa sasaran (Kiadan Pelaga, Dukuh Sibetan, Pengubengan Kauh Kerobokan, Nusa Ceningan, Angkah Lumbung, Tambaksari Kapal, dan Tenganan Pegringsingan) untuk menentukan waktu pelaksanaan.

Kegiatan lain yang dilakukan dalam dua bulan tersebut adalah pembuatan film dan buku saku. Terutama untuk film, pembuatannya menjadi menarik karena bekerja sama dengan para pemain bondres yang akan pentas nantinya. Dinamika yang terjadi cukup tinggi, terutama ketika harus memilih fokus pesan yang akan disampaikan dalam alur cerita film. Pengambilan adegan pun kemudian banyak disesuaikan berdasarkan masukan berbagai pihak terlibat.

Secara umum proyek ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat desa atas proses demokrasi dan pemilihan presiden 2009. Secara kuantitas, diharapkan dalam setiap pelaksanaan kegiatan di masing-masing desa sedikitnya ada 150 orang peserta dan 80% di antaranya paham atas pesan yang disampaikan melalui ketiga media. Metode yang akan digunakan untuk mengetahui hal tersebut melalui diskusi dan pengisian lembar kuesioner oleh beberapa responden yang dipilih secara acak.

Pada bulan Mei yang lalu, kegiatan sudah dilakukan di lima lokasi:
  1. Kiadan Pelaga tanggal 9 Mei 2009 bertepatan dengan purnama
  2. Dukuh Sibetan tanggal 10 Mei 2009, Minggu malam
  3. Pengubengan Kauh Kerobokan tanggal 20 Mei 2009 bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional
  4. Nusa Ceningan tanggal 23 Mei 2009, malam Minggu
  5. Angkah/Lumbung tanggal 30 Mei 2009, malam Minggu
Berdasarkan diskusi dan lembar monitoring, diketahui bahwa sebagian besar peserta lebih menyukai media bondres dibanding film dan buku saku. Berbeda dengan empat desa lainnya, sebagian besar peserta di Nusa Ceningan lebih menyukai film. Jika dilihat komposisi antara orang tua dan anak muda yang hadir, pemilih pemula lebih banyak di Nusa Ceningan dibanding empat desa lainnya. Hal tersebut dapat dijadikan indikator bahwa pilihan atas media berbeda antara orang tua dan anak muda. Bukan hanya hal tersebut, Nusa Ceningan sebagai masyarakat pantai mempunyai karakter yang berbeda dengan masyarakat pegunungan.