2010-08-07

Kelompok Peneliti melihat "Indigenous Peoples"

Australia-Netherlands Research Collaboration (ANRC) melakukan workshop di Puri Saron, Seminyak pada tanggal 26-28 Juli 2009. "Indigenous Peoples and Natural Resource Management: Towards New Forms of Governance" merupakan tema yang diangkat dalam workshop selama tiga hari tersebut. Workshop ditujukan untuk melihat hak masyarakat adat atas sumberdaya alam di Filipina dan Indonesia, mengevaluasi implikasi hukum adat melalui lembaga internasional untuk model baru pemerintahan di tingkat lokal, melihat perangkat transparansi dan akuntabilitas masyarakat lokal, pemerintah, LSM, dan perusahaan yang ada di daerah tersebut, serta melihat relevansi antara teori akademis dan standar kebijakan untuk diimplementasikan pada persoalan hukum baru.

Hari pertama, 26 Juli presentasi dibagi dalam 3 bagian: isu teoritis (Gerard Persoon, Leontine Visser, Christoph Antons, dan Carol Warren), studi kasus di Filipina (Tessa Minter dan Myrna Cauilan-Cureg), serta studi kasus di Indonesia (Tri Wira Yuwati, Petrus Gunarso, dan Made Suarnatha-Wayan Dirgayusa). Kegiatan dilanjutkan dengan welcome dinner di Yayasan Wisnu. Hujan menyambut 30 peserta. Upacara kecil malam purnama yang rencananya dilakukan di taman Warung Beten Gatep, dipindah ke ruang pertemuan Wisnu. God bless you ... tis tis tis ... hanya kebaikan yang keluar dari mulut, pikiran, dan tindakan.



Selanjutnya ... menu spesial Beten Gatep siap disantap: nasi sela dan nasi barak, bulung meurap, gado-gado, be lindung suna cekuh, betutu siap, tahu gulung don sela, be nila panggang, juga jaja bulung dan jepang compote. Welcome dinner ditutup dengan Kebyar Duduk yang dibawakan Binar. Sebelumnya, Binar bersama Laras membawakan Oleg Tambulilingan, kisah tentang seekor kumbang yang datang menggoda sekuntum bunga cantik.



Selamat pagi ... hari kedua, 27 Juli. Presentasi pertama tentang kebijakan, praktek dan aturan (John McCarthy, Anne Casson, dan Ketut Deddy), dilanjutkan kasus di Filipina (Dante Aquino, Leilene Gallardo, Padma Perez) dan di Indonesia (Rili Djohani, Greg Acciaioli, Ketut Erawan, Nyoman Wardi, Ahmad Kusworo, dan Laurens Bakker).

Sebagai informasi, pertemuan lain juga sedang berlangsung di ruang sebelah: membahas metode penelitian khusus untuk para 'peneliti Asia' Murdoch University yang akan melihat peran modal sosial di masyarakat berdasarkan pengelolaan sumberdaya alam. Penelitian tersebut merupakan studi komparatif di 10 provinsi di Indonesia. Tujuan dari penelitian tersebut adalah mengetahui bagaimana masyarakat lokal membuat keputusan kolektif tentang pengelolaan sumberdaya alam terpenting di daerahnya, melihat bagaimana responden memahami keberlanjutan ekologis dan pembangunan ekonomi, dan mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan di tingkat masyarakat. Pertemuan ini sudah dilakukan lebih awal, sejak 23 Juli di Puri Dalem Sanur.

Kembali ke ANRC workshop. Hari ketiga, 28 Juli sampai menjelang makan siang. Menghasilkan masukan untuk membuat rekomendasi kebijakan: mengidentifikasi dan kebijakan ditujukan untuk kelompok yang membutuhkan (masyarakat miskin dan terpinggirkan, 'mereka' yang rakus atas sumberdaya alam, kaum birokrat, dan masyarakat luas lainnya termasuk para peneliti). Selain itu, disarankan juga supaya rekomendasi yang dibuat tidak menggunakan isu sensitif.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan:
- Pengetahuan masyarakat adat/lokal
- Konsep tentang 'komunitas atau masyarakat'
- Etnisitas dan pengelolaan hutan
- Hak atas lahan masyarakat adat dan hak pemanfaatan sumberdaya
- Kerangka hukum
- Tanggung jawab sosial perusahaan
- Partisipasi
- Biaya untuk pelayanan lingkungan
- REDD dan REDD++
- Masyarakat adat dan konservasi

God bless us ... semua kebaikan datang dan untuk semua makhluk, termasuk 'indigenous people' yang bijaksana dalam mengelola sumberdayanya.