2008-10-22

Barang Bekas, Bekas Harga

Alex, anak muda berusia 20 tahun itu datang dan langsung duduk pada bingkai jendela yang terbuka sambil merokok. Diam merenung memandang tanaman padi somali yang bergoyang ditiup angin. Beberapa detik, dan tiba-tiba berkata, "Kenken ye, jani harga tuun. Rugi cang no'."

Berbeda dengan anak muda pada umumnya, Alex tidak mau bekerja di satu tempat, menjadi tenaga kerja yang selalu diperintah oleh atasannya. Sejak dulu, dan saat ini sudah dibuktikannya, ia ingin menjadi pengusaha dan pekerja mandiri. Maka sampah dipilihnya sebagai satu peluang kerja yang dianggap menjanjikan.

Dimulai sekitar delapan bulan yang lalu. Alex, pemuda Pengubengan yang mengaku tidak suka sekolah itu datang ke Wisnu. Sampai muncul kesepakatan bahwa Alex akan memanfaatkan dan mengelola mobil pick up milik Wisnu untuk menjalankan usaha daur ulangnya. Segala sesuatu indah pada waktuNya! Selama beberapa bulan mobil itu tidak termanfaatkan secara optimal karena tidak ada lagi yang menjadi staf tetap pengelola sampah di Wisnu.

Usaha yang dijalankan Alex berjalan lancar, sampai kemudian muncul ide untuk mengelola sampah banjar dan membangun tempat khusus untuk pengomposan dan pemilahan sampah. Pengalaman pertama. Proyek yang tadinya diperkirakan hanya menghabiskan dana 3,5 juta, ternyata sudah hampir mencapai 6 juta belum juga selesai ... dan Alex tetap semangat!

Minggu ini dianggapnya sebagai satu masalah berusaha yang harus dihadapi, ketika harga barang bekas merosot tajam. Ternyata menurut beberapa berita yang bisa diakses melalui koneksi internet, harga barang bekas sudah mulai turun menjelang lebaran. Perbandingan harga tiga bulan yang lalu dengan minggu ini sangat berbeda:

Menurut informasi dari para pengepul barang bekas, penurunan tersebut disebabkan karena semakin banyaknya barang bekas yang diimpor dari luar negeri. Ternyata bukan sekedar penurunan harga atau dampak dari krisis ekonomi global, melainkan terkait dengan kebijakan pemerintah atas kebepihakannya pada masyarakatnya. Satu hal yang membuat Alex terkejut, untuk apa Indonesia mengimpor kondom bekas?


2008-10-21

World Silent Day untuk Bumi Kita

Sedikit berbeda dengan acara-acara sebelumnya yang dilakukan Kolaborasi Bali untuk Perubahan Iklim, kali ini kegiatan juga melibatkan siswa sekolah dasar. Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2008 ini merupakan kegiatan antara dari WSD 2008 menuju WSD 2009, terutama ditujukan untuk menyebarluaskan informasi tentang berbagai kegiatan yang sudah dilakukan sejak Kolaborasi Bali terbentuk pada Agustus 2008, mengajak masyarakat mendukung dan melakukan WSD 2009 mulai dari keluarga, serta mempublikasikan website dengan tampilan baru.

WSD untuk Bumi Kita dimulai tepat pukul empat sore bersama siswa SD. Dimulai dengan memeriksa kelengkapan bagian tubuh siswa, menonton 'Ozzy Ozone', dan mendengarkan dongeng Pan Godogan. Karena matahari masih bersinar terang, gambar bergerak Ozzy dan teman-temannya terlihat tipis pada layar ... mungkin lain kali perlu ditonton ulang, untuk lebih mudah memahami nasib ozone bumi saat ini. Manusia diharapkan bisa berlaku lebih ramah terhadap alam untuk keberlangsungan di antaranya manusia itu sendiri. Kisah Pak Macan dan Sinchan yang didongengkan Pan Godogan juga memberikan pesan supaya manusia tidak bersikap serakah.


Pukul lima lebih 10 menit, acara untuk orang dewasa dibuka oleh Prami dan para undangan disambut oleh Pak Suar. Selanjutnya Lisa mempresentasikan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan, dilanjutkan pemberian penghargaan secara simbolik kepada mereka yang telah mendukung dan melaksanakan WSD. Kemudian Agung menginformasikan rencana Global Day of Action pada 6 Desember 2008 dan ajakan melakukan WSD 21 Maret 2009, ditutup dengan penyampaian Mas Ayip tentang website WSD dengan tampilan baru.


2008-10-04

Puisi dari Binar untuk Kopi

ANJING YANG LUCU

kopi betapa aku menyayangimu
aku pasti selalu membuatmu kesakitan
karena aku sering memukulmu
maafkan aku kopi
karena aku sering membuatmu kecewa kesakitan

tapi kau kini telah tiada
kau telah tenang di alam lain
aku telah memaafkanmu yang sering menggigitiku
aku belum siap bila kau pergi

wisnu yang dahulu ramai dengan gonggongan anjing
dan kerincingan dari kalung
sekarang disulap menjadi suara jangkrik yang terdengar
sunyi ...