2009-07-02

Berkenalan dengan Burung

Hari Sabtu ... hari matahari ...

Kali ini Fun Sun_Day bersama Pan Godogan diisi dengan kegiatan bertema burung. Ada 9 anak yang ikut serta :
  • Koming yang sudah datang sejak jam 7.30
  • Whitney, datang diantar ayahnya
  • Vianna yang cantik dan malu-malu
  • Amanda, Dimas dan Angga dijemput Pan Go
  • De Rai yang sudah berani sendiri
  • Anggi, pakai baju pink
  • Yoni, yang terbangun tengah malam karena tidak sabar mau ke Wisnu
Pan Go kali ini ditemani oleh Om Wayan Dirga, si ahli burung. Datang jauh-jauh dari Bandung untuk ikut bermain bersama para pengamat burung cilik. Ternyata beberapa jenis burung diberi nama sesuai dengan suaranya. Seperti si hitam "wak .. wak ..." dinamakan goak , "kur ... kur ..." dinamakan tekukur, dan si kecil "prit ... prit ..." dinamakan perit. Ada juga yang diberi nama karena kebiasaannya, seperti burung hantu yang selalu keluar di malam hari.

Supaya lebih jelas, ke-9 pecinta burung cilik diajak mengunjungi pasar burung Satria. Ada banyak jenis burung yang dijual di sana, seperti burung kaca mata, nuri, gelatik, bahkan burung kepodang yang dijadikan maskot fauna propinsi Jawa Tengah. Ada juga burung irena yang sangat cantik, bulunya berwarna biru dan hitam dan matanya berwarna merah. Tapi, jalak bali sebagai maskot fauna Bali tidak ada di sana karena jumlahnya sudah sangat sedikit.



Selain bertanya kepada Om Wayan, mereka juga bertanya pada penjual burung. Ada burung yang didatangkan dari daerah-daerah di Bali, ada juga yang dari luar Bali. Burung-burung itu ditempatkan dalam sangkar dan diberi makan. Ada yang satu sangkar hanya diisi satu burung, namun ada juga yang jumlahnya puluhan. Ruang hidup mereka sempit sekali. Pastinya juga, mereka tidak bisa terbang dari satu pohon ke pohon lainnya.

Kehidupan burung-burung yang ada di pasar burung kemudian dibandingkan dengan burung yang terbang bebas di alam. Namun sebelumnya, sop-tempe-tahu-perkedel jagung-nasi organik sudah menunggu. Lapar dan haus ... ada jus jambu biji dan bubur kacang hijau juga. Para pengamat burung makan lahap dan banyak. Hanya sedikit makanan yang tersisa.



Setelah makan, mewarnai gambar burung. Masih ingatkah warna burung yang dilihat sebelumnya di pasar burung? Hmm ... ada yang berwana biru, kuning, merah, hijau, ungu, atau gabungan antara warna-warna tersebut. Semuanya cantik, dan bisa dipajang di rumah.



Akhirnya ... datang juga saat yang ditunggu-tunggu. Melihat burung di alam bebas menggunakan teropong. Sebelumnya, teropong harus dicocokan dulu dengan mata kita supaya burung bisa terlihat jelas dan mata tidak cepat lelah. Karena teropongnya hanya ada 5, peserta dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama: Vianna, Amanda, De Rai, Angga, dan Anggi. Waktu mereka melihat burung, kelompok kedua (Koming, Dimas, Whitney, Yoni) main tebak-tebakan gambar burung.

Menurut para pengamat tersebut, ada banyak burung di sekitar kantor Wisnu. Koming melihat lebih dari 10 burung, sementara Amanda, "banyak ... nggak bisa dihitung". Dan Yoni, "hmm ...he-eh" sambil menunjukkan kesepuluh jarinya.





Mengapa Tuhan menciptakan burung? Karena burung mempunyai peran dalam keseimbangan dan keberlanjutan kehidupan. Salah satu fungsi penting burung adalah, mereka ikut berperan dalam proses penyerbukan tanaman. Artinya, beberapa jenis tanaman bisa bertambah banyak jumlahnya karena bantuan burung, mereka membantu penyatuan antara benang sari dan putik bunga. Artinya lagi, mereka harus terbang dari satu bunga ke bunga yang lain.

Selesai sudah, semua anak mendapat sertifikat, dan foto bersama ... klik!!!


Tidak ada komentar: