2008-08-28

Keliling Bali bersama Ibu Carol

22 - 27 September 2008
Hanya berdua, Atiek dan Ibu Carol - peneliti dan antropolog dari Murdoch University, Perth

Senin, tanggal 22
Berangkat bersama dari hotel di Sanur jam setengah sepuluh pagi
Meluncur ke Tenganan lewat Ida Bagus Oka
Tiba di Ashram Gandhi Candidasa untuk bertemu Pak Sadra
Selalu ... menjadi satu obrolan yang menyenangkan
dan 'mengenaskan' ketika bercerita tentang kondisi saat ini
Bayangkan ...
Saat ini peraturan bupati Karangasem bisa mencabut peraturan daerah Karangasem tentang Tata Ruang!
Ada banyak hal yang bisa di'tumpahkan' tentang pemerintahan di Indonesia
Hingga pada pilihan:
Apakah tetap menjadi penonton di luar ring tinju yang hanya bisa berkomentar
atau justru ikut menjadi pemain?
Sampai lewat makan siang, kami harus pamit karena makan siang sudah disiapkan di Tenganan
Kembali menemukan obrolan menarik bersama Pak Mangku - gudang informasi Tenganan
Tapi kami diharuskan lagi untuk pamit supaya tidak terlalu malam tiba di Sibetan
Dingin ... hanya ngobrol sebentar setelah makan malam sebelum tidur

Selasa, tanggal 23
Hujan ... dan semakin dingin
Katanya karena ada 'karya' di desa Sibetan, hujan di musim yang tidak seharusnya hujan
Apa bukan karena perubahan iklim?
Ada beberapa informasi yang perlu dikumpulkan, di antaranya tentang wine
Menurut Pak Sujana dan Pak Dana musim panen ini mereka akan membuat 1000 liter wine salak
Sehingga dibutuhkan 5 ton salak dari petani untuk membuatnya
Produk yang dihasilkan banjar Dukuh memang khusus wine salak
Olahan lainnya seperti manisan dan keripik salak dibuat di banjar lain
Menuju Pelaga ...
Lewat Rendang-Kintamani-Catur
Wow ... penggalian besar-besaran di sepanjang jalan menuju Rendang
Pipa galvanis berdiameter sekitar 40 cm - katanya untuk mengalirkan air ke Kubu
Namun ternyata ada cerita lain di balik rencana tersebut
Akhirnya kami tiba di jembatan besar dan panjang itu
dan sebelumnya (lagi-lagi) harus melewati pekerjaan perbaikan jalan di Belok/Sidan
juga melewati bangunan penuh kenangan:
bale penginapan dan restoran yang mendapat bantuan dari pemda sebesar 1,5 M tahun 2000 yang lalu
yang saat ini sudah dihiasi padang ilalang dan semak belukar ...
Tiba di Pelaga!
Sudah sore, dan kami belum makan siang
Tidak masalah ... karena makanan yang disajikan sangat istimewa ditambah 'tamarello compote'
Hmmm ...

Rabu, tanggal 24
Entah sudah kali keberapa berjalan dalam kebun di Pelaga
Namun entah sudah kali keberapa pula, selalu ada informasi baru yang belum pernah didengar
Ternyata saat ini ada beberapa orang yang sedang mengembangkan daun mimba
Harumnya segar sekali ... itu sebabnya daun-daun tersebut dikirim ke pengepul untuk diekstrak
Jadi, coba juga beli 10 bibit untuk ditanam di Wisnu
Lanjut ke Pancasari di Tabanan, lewat Petang dan tembus di Baturiti
Rencananya ingin bertemu bendesa Pancasari, namun sedang tidak di rumah
Ngobrol agak lama dengan IbuBendesa ... banyak juga informasi yang didapat
Sebelumnya ke taman wisata alam, jalan cukup jauh sampai ke sebuah pura
Ada banyak cerita dan 'misteri' di wilayah tengah pulau Bali ini
Suatu saat ... pasti datang lagi
Pulang dulu ke Wisnu, sebelum besok lanjut ke Perancak
Makan malam bersama Gin dan Max
Tahun 2004-2006 Gin pernah bergabung di JED sebagai voluntir dari AVI

Kamis-Jumat, tanggal 25-26
Berangkat agak siang karena harus menyelesaikan rencana penelitian sisa tahun ini dan tahun depan
Ke Perancak, Negara ... sebelumnya mampir Kelating, Tabanan yang katanya akan dibangun banyak villa
Tidak terlalu sulit menemukannya, tapi memang jalannya 'berliku'
Dan benar ... pembangunan itu sedang dikerjakan ... tepat di atas pantai pasang surut!
Saya tidak cerita banyak tentang ini karena ada banyak berita di media cetak dan kami tidak mendapat banyak informasi dari beberapa orang yang kami temui
Sebelumnya juga mampir Bali Nirwana Resort
Pura Tanah Lot terlihat jelas dari dalam hotel, terlebih dari lapangan golf itu
Tidak menepati janji? Katanya dulu akan membuat penghalang supaya areal pura tidak tampak
Nyatanya ...
Perancak ... selalu panas dan berangin
Ngobrol sebentar dengan keluarga Pak Tirta sebagai ketua Kurma Asih
Harus tidur lebih sore karena malamnya akan ikut patroli, berharap bertemu penyu sedang bertelur
Jam 11 malam kami mulai patroli ke pantai
Musim angin, tengah malam di pinggir pantai
Rasanya seperti akan diterbangkan angin
Sampai sekitar jam 2 dini hari, belum ada tanda-tanda penyu naik untuk bertelur
Akhirnya kami memutuskan untuk pulang
Tapi di tengah jalan ... Bli Komang tiba-tiba menyuruh kami berhenti
Seonggok bayangan hitam terlihat bergerak-gerak di bagian belakangnya
Seekor penyu! Dan dia sudah selesai bertelur, sedang membuat sarang 'palsu' untuk melindungi yang asli
Wow! Walaupun tidak melihat telur keluar langsung, ajaib juga melihat penyu besar di pantai
Dan besok paginya ... tukik-tukik keluar dari pasir, baru saja menetas dari cangkang telurnya
Perjalanan yang menyenangkan!!!
Aktivitas lain seperti biasanya: melihat kapal 'madura' penangkap ikan, mengagumi karya seni kepiting di atas pasir, dan makan ikan bakar

Sabtu, tanggal 27
Pulang ... lewat Peliatan, Ubud mengantar Ibu Carol
Sambil membicarakan secara serius ide tentang "peneliti muda desa"
Ada rencana 'menciptakan' para peneliti muda di desa yang akan meneliti desa mereka sendiri
Kegiatan ini juga akan mendukung pengelolaan sumberdaya komunitas karena nantinya mereka yang akan mengelola desanya dengan lebih dulu memahaminya
Terima kasih ... walaupun belum ada kesepakatan tertulis, Ibu Carol atas nama kelompok peneliti Indonesia di Australia dan Belanda tertarik dengan rencana tersebut
Dan rencananya penelitian akan dilakukan selama empat tahun
Kami harap tahun depan harapan ini sudah bisa dimulai untuk diwujudkan
Terima kasih untuk semua, yang tampak maupun yang tidak tampak


Tidak ada komentar: