33
Sejak jaman dulu kala, angka ini telah biasa diterima bila mendengar sate panca sanak, karena jumlah tersebut merupakan jumlah total urip panca wara, umanis, paing, pon, wage, kliwon dengan urip masing-masing: 5, 9,7 4,8 sehingga jumlah total katiknya 33 suatu perhitungan yang sudah lumbrah dalam perhitungan wariga di Bali.
Angka ini mampu menyentak dan menjadi polemik setelah dijadikan angka tawaran tinggi bangunan yang diusulkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Bali yang mana sebelumnya ketinggian bangunan yang disepkati maksimal 15 mete r atau setinggi pohon kelapa.
Berkembanglah angka 33 menjadi angka yang ditafsir dan dinterpretasikan ada muatan kepentingan walaupun pencetusnya berani bersumpah itu usulan pribadi dan murni untuk menhindari pertambahan perubahan lahan pertanian. Maka bangunan seperti rumah sakit, kantor, sekolah, universitas, pasar, pusat perbelanjaan dan hotel bintang empat ke atas diusulkan boleh mendapat ijin tinggi bangunan setinggi 33 meter. Diusulkan lagi bangunan seperti menara pemancar, tiang listrik tegangan tinggi, mercu suar, menara-menara bangunan keagamaan, menara keselamatan penerbangan dan bangunan pertahanan keamanan juga diijinkan.
Dilihat dari perspektif hak warga negara yang dalam hal ini kebetulan percetusnya adalah warga
Coba bayangkan bila yang mengeluarkan pendapat tersebut bukan orang Bali yang beragama Hindu yang sudah menjadi penduduk Bali dengan pertimbangan mereka juga memiliki hak atas ruang Bali atau orang asing yang sudah punya KITAS dan berniat menjadi warga negara Indonesia namun memilih tinggal di Bali? Sudah bisa ditebak, sudah pasti tanpa argumen yang cerdas, data pendukung yang valid dan kuat, mereka sudah dicap bahwa mereka itu ingin menghancurkan
Benarkah yang menghancurkan
Dari sini tersirat ada kesan romantis bahwa, ya betul, pada masa kecil kita pernah mengalami suasana hidup di pulau ini yang relatif indah dan kehidupan penduduknya masih pola kehidupan yang mempertimbangkan keseimbangan. Pola ngayah dan mencari nafkah masih relatif ada keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran. Bentang alam persawahan masih menghijau dan kepemilikan masih dominan dipegang oleh masyarakat lokal. Rasa aman, nyaman, penyamabryaan masih dirasakan menjiwai pola hubungan kemasyarakatan yang ada.
Mana kala rasa aman dan nyaman terusik dan masyarakat cenderung memikirkan dirinya sendiri ditambah kedatangan para pendatang, investor maupun orang asing, yang paa dirir mereka tidak melekat kewajiban menjaga kultur, keruangan hidup di Pulau Bali ini menjadi ruang kompetisi disegala bidang dan tingkatan. Orang lokal mulai harus berpacu dengan waktu, berkompetisi peluang pekerjaan untuk pemenuhan kebutuhan pokok untuk hidup.
15
Acuan angka ini jelas yaitu setinggi pohon kelapa. Kenapa pohon kelapa? Karena pohon kelapa sudah menjadi ikon yang melekat pada daerah tropis, pulau kecil dan pantai pasir putih. Hal tersebut merupakan hal eksotis yang rindu untuk dikunjungi oleh para pelancong dari belahan dunia Barat.
Kecendrungan perkembangan dunia ke depan, back to nature akibat dahsyatnya kerusakan lingkungan akibat sombongnya ulah manusia atas alam lingkungan membawa Negara seperti Francis menambah konstitusinya dengan mengadposi pelestarian lingkungan kedalam undang-undangnya bahkan
33 ?
Dalam berlangsungnya pembahasan RTRWP Bali angka 33 menjadi kontroversial karena dikuti dengan permintaan agar tinngi bangunan seperti rumah sakit, kantor, sekolah, universitas, pasar, pusat perbelanjaan dan hotel bintang empat ke atas diusulkan boleh mendapat ijin tinggi bangunan setinggi 33 meter. Diusulkan lagi bangunan seperti menara pemancar, tiang listrik tegangan tinggi, mercu suar, menara-menara bangunan keagamaan, menara keselamatan penerbangan dan bangunan pertahanan keamanan juga diijinkan.
Saya melihat usulan angka 33 ini lebih pada cara berpikir urban-sentralistik/metropolis karena kalau kita melihat keruangan
Trend pertambahan penduduk 20 tahun ke depan tentu meningkat. Pertambahan penduduk lokal kurang lebih 1%, pendatang sekitar 5%, wisatawan anggaplah 2%. Yang mana yang seharusnya di atur agar penggunaan ruang di
Begitu juga dengan rencana mengorganikan
Kembali ke 15
1 komentar:
Om Swastiastu,
Salam kenal,
mohon cek:
www.muda-mudisubakbali.blogspot.com
juga facebook id:
Sastra Bali
dan Group nya: muda-mudi Subak Bali
Terima kasih,
sastrabali@hotmail.com
081 5588 12345
Posting Komentar