"Kegiatannya bagus sekali karena ada tiga media yang digunakan. Terutama bondres, penting untuk para orang tua yang tidak bisa membaca dan menulis. Ditambah buku saku bergambar komik, anak-anak juga suka membacanya. Jadi kegiatan seperti ini harus lebih sering diadakan" demikian menurut Pak Japa, klian dusun Kiadan, tentang kegiatan pendidikan politik yang dilakukan Yayasan Wisnu di Kiadan Pelaga.
Wisnu, untuk yang kedua kalinya melalukan pendidikan politik. Kali ini menjelang pilpres 2009, setelah proyek sebelumnya ditujukan untuk pemilihan anggota legislatif. Berbeda dengan proyek sebelumnya yang berupa dialog antara pemilih dengan calon anggota dewan, pendidikan politik kali ini dilakukan secara 'monolog' melalui tiga media visual, yaitu pemutaran film, pementasan bondres, dan pembagian buku saku.
Proyek kali ini bekerja sama dengan Elections MDP (Multi Donor Program), Jakarta sejak Maret 2009 dan rencananya akan berakhir Juni 2009. Selama bulan Maret dan April kegiatan difokuskan pada kegiatan diskusi dengan aliansi lembaga terkait, yaitu Komunitas Seni Batu Boreh untuk bondres, Wisnu Audiovisual untuk film, dan Bogbog Bali Magazine untuk buku saku untuk menyamakan persepsi tentang pendidikan politik dan pesan yang akan disampaikan. Selain itu diskusi juga dilakukan dengan tujuh masyarakat desa sasaran (Kiadan Pelaga, Dukuh Sibetan, Pengubengan Kauh Kerobokan, Nusa Ceningan, Angkah Lumbung, Tambaksari Kapal, dan Tenganan Pegringsingan) untuk menentukan waktu pelaksanaan.
Kegiatan lain yang dilakukan dalam dua bulan tersebut adalah pembuatan film dan buku saku. Terutama untuk film, pembuatannya menjadi menarik karena bekerja sama dengan para pemain bondres yang akan pentas nantinya. Dinamika yang terjadi cukup tinggi, terutama ketika harus memilih fokus pesan yang akan disampaikan dalam alur cerita film. Pengambilan adegan pun kemudian banyak disesuaikan berdasarkan masukan berbagai pihak terlibat.
Secara umum proyek ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat desa atas proses demokrasi dan pemilihan presiden 2009. Secara kuantitas, diharapkan dalam setiap pelaksanaan kegiatan di masing-masing desa sedikitnya ada 150 orang peserta dan 80% di antaranya paham atas pesan yang disampaikan melalui ketiga media. Metode yang akan digunakan untuk mengetahui hal tersebut melalui diskusi dan pengisian lembar kuesioner oleh beberapa responden yang dipilih secara acak.
Pada bulan Mei yang lalu, kegiatan sudah dilakukan di lima lokasi:
Wisnu, untuk yang kedua kalinya melalukan pendidikan politik. Kali ini menjelang pilpres 2009, setelah proyek sebelumnya ditujukan untuk pemilihan anggota legislatif. Berbeda dengan proyek sebelumnya yang berupa dialog antara pemilih dengan calon anggota dewan, pendidikan politik kali ini dilakukan secara 'monolog' melalui tiga media visual, yaitu pemutaran film, pementasan bondres, dan pembagian buku saku.
Proyek kali ini bekerja sama dengan Elections MDP (Multi Donor Program), Jakarta sejak Maret 2009 dan rencananya akan berakhir Juni 2009. Selama bulan Maret dan April kegiatan difokuskan pada kegiatan diskusi dengan aliansi lembaga terkait, yaitu Komunitas Seni Batu Boreh untuk bondres, Wisnu Audiovisual untuk film, dan Bogbog Bali Magazine untuk buku saku untuk menyamakan persepsi tentang pendidikan politik dan pesan yang akan disampaikan. Selain itu diskusi juga dilakukan dengan tujuh masyarakat desa sasaran (Kiadan Pelaga, Dukuh Sibetan, Pengubengan Kauh Kerobokan, Nusa Ceningan, Angkah Lumbung, Tambaksari Kapal, dan Tenganan Pegringsingan) untuk menentukan waktu pelaksanaan.
Kegiatan lain yang dilakukan dalam dua bulan tersebut adalah pembuatan film dan buku saku. Terutama untuk film, pembuatannya menjadi menarik karena bekerja sama dengan para pemain bondres yang akan pentas nantinya. Dinamika yang terjadi cukup tinggi, terutama ketika harus memilih fokus pesan yang akan disampaikan dalam alur cerita film. Pengambilan adegan pun kemudian banyak disesuaikan berdasarkan masukan berbagai pihak terlibat.
Secara umum proyek ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat desa atas proses demokrasi dan pemilihan presiden 2009. Secara kuantitas, diharapkan dalam setiap pelaksanaan kegiatan di masing-masing desa sedikitnya ada 150 orang peserta dan 80% di antaranya paham atas pesan yang disampaikan melalui ketiga media. Metode yang akan digunakan untuk mengetahui hal tersebut melalui diskusi dan pengisian lembar kuesioner oleh beberapa responden yang dipilih secara acak.
Pada bulan Mei yang lalu, kegiatan sudah dilakukan di lima lokasi:
- Kiadan Pelaga tanggal 9 Mei 2009 bertepatan dengan purnama
- Dukuh Sibetan tanggal 10 Mei 2009, Minggu malam
- Pengubengan Kauh Kerobokan tanggal 20 Mei 2009 bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional
- Nusa Ceningan tanggal 23 Mei 2009, malam Minggu
- Angkah/Lumbung tanggal 30 Mei 2009, malam Minggu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar