Tanggal 3
Rapat enam bulanan JED di Sibetan. Sayang yang datang hanya sedikit karena kesibukan upacara. Jadi disepakati rapat diundur sampai 13-14 September. Ada banyak hal yang harus dibicarakan dan disepakati terkait dengan launching JED tanggal 4 Juni lalu di Loloan Restaurant. Berdasarkan laporan dari pengelola JED, tamu yang datang sudah semakin banyak. Bukan hanya menerima dengan senang, melainkan harus dipikirkan juga kesiapan masing-masing desa dan 'dampak' yang akan ditimbulkan.
Tanggal 4-6
Atiek menemani Pak Sadra Tenganan mengikuti konferensi Warisan Otoritarianisme di Kampus Fisip UI Depok. Pak Sadra sebagai salah satu pembicara pada panel Demokrasi dari Bawah. Bahwa demokrasi sudah dilakukan di Tenganan sejak seribu tahun yang lalu dengan semua sistem dan pranata adat serta simbol yang harus dimaknai. Namun sampai kapan Tenganan mampu bertahan, karena desa tersebut merupakan bagian dari sistem pemerintahan di mana orang-orang di dalamnya ber'kuping kima'.
Tanggal 14
Menghadiri peluncuran 'Kapal Village Ecotourism', sekaligus Pak Suar sebagai salah satu pemberi sambutan tentang JED. Kapal sebagai desa transisi sudah siap mengembangkan ekowisata, seperti desa lain di JED. Dalam hal ekowisata ... selalu, makanannya unik dan uenak! Selamat, sukses untuk Desa Kapal.
Tanggal 27
Pak Suar mengikuti Sosialisasi Pengolahan Limbah pada Hotel Berbintang yang diadakan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Hasilnya? Harus tanya Pak Suar.
Tanggal 27 juga, Atiek ke PPLH Bali untuk rapat Kolaborasi Bali untuk Perubahan Iklim. Agenda: cari orang untuk sekretariat (dari dulu), web manager, dan koordinator riset. Secara umum sudah ada titik terang. Hal lain adalah rencana 'laporan publik' dan tindak lanjut kegiatan riset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar