
Kegiatan utama dari pertemuan adalah mendiskusikan pola-pola penindasan, perlawanan, dan konsolidasi yang sudah dilakukan di tiap region: Sumatra-Kalimantan, Jawa, Bali-Nusa Tenggara-Maluku, Sulawesi, Papua, dan sektoral. Jika disimpulkan, setiap region mempunyai permasalah yang sama, yaitu penindasan atas sumberdaya lokal. Berbagai upaya untuk merebut sumberdaya sudah dilakukan, melalui sistem elektoral dan non elektoral, namun belum semuanya sesuai dengan yang diharapkan.

- FBB berperan sebagai jembatan antara komunitas dengan dewan, juga bagi berbagai elemen menuju 2014
- Melakukan pemetaan dan pengumpulan data
- Saling mendukung dan menguatkan di antara anggota FBB
- Melakukan konsolidasi dalam bentuk forum di tingkat regional
- Melakukan sosialisasi informasi, misal melalui penyebarluasan buku
- Menjembatani aspirasi masyarakat terhadap institusi penentu kebijakan
- Menyamakan pandangan tentang berbagai hal, misal tentang cara pandang melihat Indonesia
- Melakukan analisis terhadap tulisan yang sudah terkumpul

Ada banyak kearifan yang menyebabkan Tenganan tetap bertahan selama lebih dari 10 abad. Namun di tengah kemajuan jaman dan teknologi, satu hal yang menjadi kekhawatiran adalah saat ini ritual yang dilakukan tidak lagi dipahami maknanya, padahal nilai filosofis yang terkandung di dalamnya sangat besar. Di samping itu, sistem pemerintahan negara dan pasar yang ada saat ini justru telah melakukan penjajahan baru melalui pikiran. Buah untuk persembahan terbaik tidak lagi berasal dari kebun dan hasil kerja menanam, melainkan didapat dari 'pasar impor'.
Upaya keras atas perebutan sumberdaya lokal memang perlu dilakukan, namun hal terpenting juga adalah merebut dan memiliki kembali cara pikir berdasarkan ajaran dan filosofi para leluhur. Hidup dalam rasa kenyang memang sangat diharapkan, namun jangan sampai rasa kenyang yang sudah ada membunuh motivasi kerja dan kreativitas. Kedua orang bijak dari Tenganan tersebut selalu khawatir atas desa mereka. Sistem, sumberdaya, dan warisan para leluhur sudah 'mengenyangkan' orang Tenganan, yang pada akhirnya terlena atas pujian yang diberikan orang luar terhadap kelebihan dirinya. Simulacra atas apresiasi memang terjadi.

Kegiatan penutup: makan malam di Warung Beten Gatep. Ikan dan ayam bakar, belut goreng, pes tlengis, juga sayur gonda dan kangkung. Pesta kebun ditemani nyala lilin beraroma lembut. Keindahan dan rasa syukur juga ada di antara kekhawatiran atas hidup. Ditambah tari Margapati yang dibawakan Binar, hidup menjadi indah ketika disyukuri.