Akhirnya gagasan tersebut terimplementasikan. Dua puluh anak lebih bisa dilibatkan dalam kegiatan pengumpulan data di wilayah mereka sendiri. Kegiatan dilakukan sebagai bagian dari upaya menghadapai dampak pemanasan global dan perubahan iklim di pulau kecil Lembongan dan Ceningan. Langkah awal yang dirasa sangat penting adalah mengetahui kondisi fisik, biologi, dan sosial budaya pulau mereka, baik potensi maupun masalahnya.
Kegiatan yang digagas oleh Kolaborasi Bali untuk Perubahan Iklim tersebut mengajak guru dan siswa SMK Pariwisata di Lembongan melalui kelompok pramuka yang ada. Karena data yang harus dikumpulkan terbagi dalam tiga 'wilayah hidup', maka siswa pramuka yang terlibat kemudian juga menyepakati bahwa kelompok dibagi tiga sesuai kewilayahan tersebut: fisik, biologi, sosial budaya.
Pertemuan pada hari I, 31 Jan 2009 diawali dengan permainan 'kejepit' ... rasanya ini adalah permainan yang sering dimainkan di PPLH Bali. Entah mengapa Herni memilih permainan ini, dan yang 'kejepit' harus menyanyikan 'Garuda Pancasila' dan 'Padamu Negeri' secara bersamaan. Begitulah ... dan permainan tersebut bisa mencairkan suasana. Sayang Agung tidak memasukkan dirinya ke dalam lingkaran. Mungkin dia berpikir kalau dia harus selalu menjaga citra dirinya.
Setelah bermain, menyepakati data apa saja yang harus dikumpulkan. Sebagian besar dilakukan dengan metode wawancara, sehingga setiap kelompok dibekali dengan satu alat perekam. Jadi pada hari itu juga setiap kelompok belajar cara menggunakan alat tersebut. Selain itu, khusus untuk kelompok fisik, mereka harus menyiapkan alat yang akan digunakan untuk mengukur tinggi muka air laut.
Hari II, 1 Feb 2009. Setiap kelompok berlatih mengumpulkan data dengan cara wawancara. Masing-masing satu kelompok mewawancarai satu orang. Ternyata hasilnya menyenangkan! Menurut pendapat beberapa siswa, mereka mendapatkan banyak informasi baru yang belum mereka ketahui sebelumnya. Misalnya, ternyata ada banyak jenis tari Sanghyang yang sudah tidak lagi ditarikan di Lembongan. Katanya, karena sulit menemukan regenerasi.
Hasil lengkap nantinya akan dianalisis, untuk kemudian dibuat menjadi rencana aksi dalam menghadapi dampak pemanasan global di pulau kecil. Rencananya pengumpulan data akan dilakukan selama 4-6 bulan ke depan. Sukses selalu!!!
Satu hal yang sangat unik: silakan lihat foto di bawah. Fenomena ini kami temukan di pantai Sanur, ketika kami pulang dari Lembongan.
Kegiatan yang digagas oleh Kolaborasi Bali untuk Perubahan Iklim tersebut mengajak guru dan siswa SMK Pariwisata di Lembongan melalui kelompok pramuka yang ada. Karena data yang harus dikumpulkan terbagi dalam tiga 'wilayah hidup', maka siswa pramuka yang terlibat kemudian juga menyepakati bahwa kelompok dibagi tiga sesuai kewilayahan tersebut: fisik, biologi, sosial budaya.
Pertemuan pada hari I, 31 Jan 2009 diawali dengan permainan 'kejepit' ... rasanya ini adalah permainan yang sering dimainkan di PPLH Bali. Entah mengapa Herni memilih permainan ini, dan yang 'kejepit' harus menyanyikan 'Garuda Pancasila' dan 'Padamu Negeri' secara bersamaan. Begitulah ... dan permainan tersebut bisa mencairkan suasana. Sayang Agung tidak memasukkan dirinya ke dalam lingkaran. Mungkin dia berpikir kalau dia harus selalu menjaga citra dirinya.
Setelah bermain, menyepakati data apa saja yang harus dikumpulkan. Sebagian besar dilakukan dengan metode wawancara, sehingga setiap kelompok dibekali dengan satu alat perekam. Jadi pada hari itu juga setiap kelompok belajar cara menggunakan alat tersebut. Selain itu, khusus untuk kelompok fisik, mereka harus menyiapkan alat yang akan digunakan untuk mengukur tinggi muka air laut.
Hari II, 1 Feb 2009. Setiap kelompok berlatih mengumpulkan data dengan cara wawancara. Masing-masing satu kelompok mewawancarai satu orang. Ternyata hasilnya menyenangkan! Menurut pendapat beberapa siswa, mereka mendapatkan banyak informasi baru yang belum mereka ketahui sebelumnya. Misalnya, ternyata ada banyak jenis tari Sanghyang yang sudah tidak lagi ditarikan di Lembongan. Katanya, karena sulit menemukan regenerasi.
Hasil lengkap nantinya akan dianalisis, untuk kemudian dibuat menjadi rencana aksi dalam menghadapi dampak pemanasan global di pulau kecil. Rencananya pengumpulan data akan dilakukan selama 4-6 bulan ke depan. Sukses selalu!!!
Satu hal yang sangat unik: silakan lihat foto di bawah. Fenomena ini kami temukan di pantai Sanur, ketika kami pulang dari Lembongan.
2 komentar:
Salut atas usaha penanggulangan pemanasan global - Lukiyanto-Yogya
Riset dengan menyertakan anak2 seringkali menyenangkan dengan hasil yang jujur dan "apa adanya". Mereka juga lebih peka terhadap lingkungan. Jika di dalam ekosistem alami, kita mengenal spesies indikator, maka di dalam ekosistem perkotaan atau yang didominasi manusia "spesies" itu adalah anak2. Salam kenal.
Posting Komentar