Minggu, 21 Desember 2008
Kembali ... bersenang-senang di hari Minggu bersama Pan Godogan di tengah sinar matahari. Kali ini 15 anak mencoba untuk menjadi petani, belajar menanam bibit bayam dan kacang panjang di kebun, juga tanaman padi di sawah.
Rencananya acara dimulai jam 8 pagi, tapi ternyata mundur 15 menit karena Pan Godogan telat datang padahal hampir semua peserta datang tepat waktu. Ada Salsa, Obith, Aldi, Shafira, Kharis, Laras, Amanda, Dimas, Whitney, Budi, Ade Rai, Binar, Tita ... ditambah Bani dan Rancak. Sebagian ada yang sudah pernah mengikuti Fun Sunday, tapi ada juga yang baru pertama kali.
Peserta dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok pohon, hujan, dan tanah. Permainan pertama adalah menyebutkan fungsi dari nama kelompoknya. Contohnya: fungsi pohon adalah menjaga tanah supaya tidak longsor, fungsi hujan untuk melembabkan tanah sehingga pohon tumbuh subur, dan fungsi tanah sebagai tempat hidup pohon.
Setelah itu ... melihat dan memberi makan sapi, juga melihat kompos kascing yang dibuat dari kotoran sapi. Ternyata cacing yang memakan kotoran sapi tersebut sudah besar-besar. Kompos ini nanti akan digunakan saat berkebun. Setiap kelompok mendapat satu bedeng untuk ditanami. Dimulai dengan membuat lubang, memberi kompos, dan menanam bibit sayuran. Ada bibit bayam cabut, bayam petik, dan kacang panjang. Karena tanahnya masih lembab tersiram hujan, bibit yang sudah ditanam tidak lagi disiram.
Lanjut ... ke sawah! Pertama, bagaimana cara mencabut bibit dari lahan semaiannya? Kakek Papi ahlinya. Bibit padi yang sudah tumbuh setinggi sekitar 20 cm diambil dari lahan semaian, kemudian lumpurnya dibersihkan di air sawah. Sebelum ditanam, bibit tanaman harus dijejerkan di tangan untuk memudahkan pengambilan. Selanjutnya, tanam 2-3 bibit ke dalam sawah berlumpur. Jangan lupa ... sambil berjalan mundur ...
"Wow! Ternyata susah juga ... tapi senang sekali!!!" Begitu kata Obith. Saking senangnya, walaupun sudah mencuci kaki dan tangannya setelah menanam padi, Obith kembali turun berlumpur untuk bergabung lagi dengan teman-teman lain yang masih berendam di lumpur.
Lapar ... semua mau makan kudapan. Kali ini ada agar-agar, kripik daun, dan kacang rebus. Minumannya es teh-gula jawa-jeruk nipis dan es sere. Sudah habis semua, lanjut memancing ikan di kolam. Rasanya hampir semua anak dapat ikan karena ada banyak ikan yang sudah cukup besar. Cacing ... awalnya memang katanya jijik waktu ditunjukkan di tempat kompos, tapi akhirnya semua memasang cacing di kailnya masing-masing sebagai umpan.
Dan akhirnya, makan siang dengan nasi organik. Semua makan dengan lahap ... hap ... hap!!! Semua pintar dan berhak mendapat sertifikat, juga banyak hadiah lainnya.
SELAMAT BERLIBUR!!!
Kembali ... bersenang-senang di hari Minggu bersama Pan Godogan di tengah sinar matahari. Kali ini 15 anak mencoba untuk menjadi petani, belajar menanam bibit bayam dan kacang panjang di kebun, juga tanaman padi di sawah.
Rencananya acara dimulai jam 8 pagi, tapi ternyata mundur 15 menit karena Pan Godogan telat datang padahal hampir semua peserta datang tepat waktu. Ada Salsa, Obith, Aldi, Shafira, Kharis, Laras, Amanda, Dimas, Whitney, Budi, Ade Rai, Binar, Tita ... ditambah Bani dan Rancak. Sebagian ada yang sudah pernah mengikuti Fun Sunday, tapi ada juga yang baru pertama kali.
Peserta dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok pohon, hujan, dan tanah. Permainan pertama adalah menyebutkan fungsi dari nama kelompoknya. Contohnya: fungsi pohon adalah menjaga tanah supaya tidak longsor, fungsi hujan untuk melembabkan tanah sehingga pohon tumbuh subur, dan fungsi tanah sebagai tempat hidup pohon.
Setelah itu ... melihat dan memberi makan sapi, juga melihat kompos kascing yang dibuat dari kotoran sapi. Ternyata cacing yang memakan kotoran sapi tersebut sudah besar-besar. Kompos ini nanti akan digunakan saat berkebun. Setiap kelompok mendapat satu bedeng untuk ditanami. Dimulai dengan membuat lubang, memberi kompos, dan menanam bibit sayuran. Ada bibit bayam cabut, bayam petik, dan kacang panjang. Karena tanahnya masih lembab tersiram hujan, bibit yang sudah ditanam tidak lagi disiram.
Lanjut ... ke sawah! Pertama, bagaimana cara mencabut bibit dari lahan semaiannya? Kakek Papi ahlinya. Bibit padi yang sudah tumbuh setinggi sekitar 20 cm diambil dari lahan semaian, kemudian lumpurnya dibersihkan di air sawah. Sebelum ditanam, bibit tanaman harus dijejerkan di tangan untuk memudahkan pengambilan. Selanjutnya, tanam 2-3 bibit ke dalam sawah berlumpur. Jangan lupa ... sambil berjalan mundur ...
"Wow! Ternyata susah juga ... tapi senang sekali!!!" Begitu kata Obith. Saking senangnya, walaupun sudah mencuci kaki dan tangannya setelah menanam padi, Obith kembali turun berlumpur untuk bergabung lagi dengan teman-teman lain yang masih berendam di lumpur.
Lapar ... semua mau makan kudapan. Kali ini ada agar-agar, kripik daun, dan kacang rebus. Minumannya es teh-gula jawa-jeruk nipis dan es sere. Sudah habis semua, lanjut memancing ikan di kolam. Rasanya hampir semua anak dapat ikan karena ada banyak ikan yang sudah cukup besar. Cacing ... awalnya memang katanya jijik waktu ditunjukkan di tempat kompos, tapi akhirnya semua memasang cacing di kailnya masing-masing sebagai umpan.
Dan akhirnya, makan siang dengan nasi organik. Semua makan dengan lahap ... hap ... hap!!! Semua pintar dan berhak mendapat sertifikat, juga banyak hadiah lainnya.
SELAMAT BERLIBUR!!!
1 komentar:
menggemaskan.. adorable..
TOP BGT..!!
Posting Komentar